Rabu, 02 Mei 2012

Pendidikan: Tanggung Jawab Kita Bersama

Hari ini, 123 tahun yang lalu..
Telah lahir seorang tokoh berjiwa revolusioner yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan, di sebuah bangsa yang belum merdeka, yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia.
Ya, dia adalah Ki Hajar Dewantara..
Dimasa hidupnya, beliau sempat mendirikan sebuah institusi pendidikan yang diberi nama "Taman Siswa".
Sebuah semboyan ciptaannya yang juga sangat terkenal "Tut Wuri Handayani" pun digunakan sebagai slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia hingga saat ini.
Untuk menghargai jasa besarnya, ditetapkanlah hari lahir Ki Hajar Dewantara yang jatuh pada tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional, atau yang biasa kita sebut Hardiknas yang diperingati tiap tahunnya.

Hmm.. gimana tentang pendapat gue soal Hari Pendidikan Nasional?
Jujur yang gue inget tentang Hardiknas adalah upacara bendera, gak lebih.
It's maybe a lil' bit harsh, tapi itulah yang gue rasakan selama mengenyam pendidikan formal sampai tingkat SMA.
Lebih mirisnya lagi, di masa kuliah gue malah hampir lupa kalo tanggal 2 Mei itu Hardiknas, hehe..
Mungkin pemerintah emang kurang memaknai Hari bersejarah ini, karena peringatan dengan sebuah upacara aja gue rasa gak cukup.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya", mungkin ungkapan ini sedikit tidak berlaku pada konteks pendidikan.

Kenapa gue bisa bilang gitu? Karena emang pada kenyataannya pendidikan masih belum mendapat perhatian yang dibutuhkan supaya bisa menjadi pondasi yang kuat dalam kehidupan berbangsa.
Tengok saja insfrastruktrur (dalam hal ini gedung sekolah) yang ada di daerah2 terpencil di negeri ini.
Tembok retak, dinding yang usang, maupun atap yang tak lagi berfungsi sebagai tempat berlindung merupakan pemandangan yang sudah "biasa" dijumpai disana.
Belum lagi jalanan berbatu yang belum diaspal, jembatan yang sudah reyot bahkan mau putus, & segala tetek-bengek itu semakin mempersulit perjuangan mereka generasi penerus bangsa yang memang benar2 ingin menuntut ilmu.
Ironis memang, mengingat 20% anggaran pemerintah tiap tahunnya dialokasikan untuk sektor ini.

Stop dulu sampai disini, karena gue gak mau membahas tentang insfrastruktur pendidikan di Indonesia.
20% dari APBN itu jumlah yang besar, tapi politik membuatnya tampak "tak berdaya".
Itulah sebabnya gue sangat malas berhubungan dengan politik. Gimana mau ngurus nasib gue yang masih jomblo, kalo waktu gue diabisin buat mikir politik. #curhat #gagalfokus #kembaliketopik

Sebenernya gue masih pengen lanjut ngebahas tentang metode pendidikan di Indonesia saat ini, karena gue sangat concern soal yang satu ini.
Tapi berhubung udah malem & besok gue kuliah pagi, jadi tulisan ini akan gue lanjutin besok :)
Oh ya, jangan lupa follow akun twitter gue @mahasiswamepet untuk TL yang pastinya seru dan mahasiswa banget :)
God Bless Indonesia

2 komentar:

  1. Pemikiran, gaya tulisan dan bahasanya mahasiswa banget, beda kek gue. Pantes ampe sekarang gue gak lulus-lulus -___-

    BalasHapus
  2. Tenang, semua akan lulus pada waktunya :')

    BalasHapus