Minggu, 06 Mei 2012

Pendidikan: Tanggung Jawab Kita Bersama (Bag. II)

Gue mau nerusin soal post yang lalu soal sistem pendidikan di Indonesia.
Janjinya sih udah kemarin2 updatenya, tapi kesibukan gue sebagai seorang agen perubahan (baca: mahasiswa) banyak menyita waktu nih, hehe..
Oke, tanpa banyak intro lagi mari kita sambung tulisan gue yang kemarin :)

Kalian sadar gak kalo sebenarnya sistem pendidikan di Indonesia ini menanamkan secara gak langsung doktrin2 yang gue rasa kurang tepat.
Kita dilatih sedemikian rupa untuk MENCARI lapangan kerja yang sudah ada, bukan MENCIPTAKAN lapangan kerja yang baru.
Mungkin alasan ini juga yang membuat banyak lulusan-lulusan Perguruan Tinggi jadi "Pengacara" alias Pengangguran Banyak Acara.. Keluar masuk kantor untuk MENCARI kerja, sudah menjadi kegiatan utama mereka.
Sebagai seorang mahasiswa, yang nantinya juga akan lulus seperti mereka, gue merasa miris.

Hal ini juga menimbulkan pertanyaan yang bolak balik terlintas di kepala, udah kayak setrikaan yang maju mundur di tempat itu-itu mulu -_-
"Gimana dengan nasib gue setelah lulus nanti? Apakah sama seperti mereka yang setengah mati cari kerja?"
"Kalo langsung dapet, gue sangat bersyukur pada Tuhan.. Tapi kalo gak dapet-dapet, gue harus gimana?"

Jujur kadang gue merasa khawatir, karena gue gak dibekali dengan modal ekstra yang lebih kreatif.
Pendidikan formal mengajarkan pada kita hal-hal yang diperlukan untuk menjadi seorang PEGAWAI yang baik, gak lebih.
Bahkan orang-orang terdekat juga berpesan "Nanti kalo udah lulus, kamu cari kerja yang baik biar dapet gaji yang layak"
Hal ini emang gak salah, tapi hal ini juga gak bisa sepenuhnya dibenarkan kalo kasusnya udah seperti apa yang gue khawatirkan.

Lalu gue mencoba berandai-andai..
"Misalnya kalo kita sejak dini diajarkan tentang nilai-nilai yang selama ini belum diberikan oleh pendidikan formal, hal ini pasti bisa dihindari, minimal ditekan jumlahnya"
Gue menyebut nilai-nilai ini dengan Life Based Educational Improvement


Istilah ini tiba-tiba terlintas di pikiran gue.. Terinspirasi dari kisah hidup orang-orang yang dulunya bukan siapa-siapa, tapi sekarang bisa menjadi orang yang sukses bahkan berpengaruh di bidangnya.
Sebut saja Bob Sadino, Ir. Ciputra, Dahlan Iskan, Rangga Umara, Bong Chandra, dan masih banyak lagi tokoh yang gak bisa gue sebutin satu persatu disini.

Mereka ini dulunya hidup dengan kondisi pas-pasan bahkan berkekurangan secara ekonomi, namun dengan karakter & kepribadian yang luar biasa mereka mampu mengubah nasib mereka.
Mereka menempa diri mereka dengan nilai-nilai dasar yang mereka pelajari dari kehidupan orang lain (lingkungannya) yang terlebih dahulu sukese & berusaha sekuat tenaga untuk bertahan hidup.

Lantas gue berpikir.. "Gimana caranya mereka bisa sukses kayak sekarang?"
Jawabannya adalah Life Based Educational Improvement. Metode pengajaran yang lebih mengutamakan soft skill (karakter) ketimbang hard skill (teori).
Ini yang kita belum sepenuhnya kita dapatkan di pendidikan formal.
Kita selama ini cuma diajar teori, praktiknya jarang. Problem solving pun cuma beberapa kali aja diterapkan, itupun baru gue temuin waktu kuliah.
Karakter pekerja pun terbentuk, menutupi kemampuan berinovasi maupun kreatifitas yang seolah berteriak dari dalam diri, menunggu untuk dilepaskan dari kekang.

Oke, kalo menurut gue gimana?
Menurut gue, salah satu nilai dasar yang penting dan harus ditanam sejak dini adalah kemampuan untuk berwirausaha.
Dengan mempunyai mental wirausaha, maka kita gak akan hanya menggantungkan masa depan kita di sebuah amplop coklat berisi kertas proposal lamaran kerja.
Gue sih berharapnya pemerintah segera menyadari hal ini.
Karena setau gue sih, di negara-negara maju mental berwirausaha itu udah jd soft skill dasar. Mungkin itu juga yang membuat perekonomian di negara-negara itu lebih berkembang.

Tulisan ini adalah bentuk pemikiran gue tentang sistem pendidikan di Indonesia yang semestinya.
Pendapat yang murni muncul dari kepala seorang mahasiswa mepet.

Kita ini bangsa yang besar, bangsa yang dianugerahi oleh Tuhan kekayaan alam yang luar biasa.
Sayang kan kalo generasi penerus bangsanya dididik untuk jadi pekerja.
Dan memang, selama ini sebagian besar sumber-sumber alam negara kita dikelola oleh pihak asing dan kita jadi bawahan mereka -_-"

Sudah saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri. Dan ini merupakan tanggung jawab kita untuk mewujudkannya.
Karena kita mahasiswa.. adalah agen perubahan. Dan pendidikan, merupakan tanggung jawab kita bersama

Follow juga akun twitter gue @mahasiswamepet :)

2 komentar:

  1. Kantong boleh mepet, tapi pemikiran tanpa batas. Uangkapan buat lo, gue suka cara pikir lo. Sumpah gue kira ini blog menyesatkan, ternyata enggak. Gue jadi merasa berdosa selama ini telah menyesatkan banyak orang -__-

    BalasHapus
  2. Makasih, bro :')
    Boleh kasih saran? Biar gak menyesatkan mending dikasih google maps ato mamang becak yg standby 24 jam :)

    BalasHapus